Kamis, 29 Agustus 2013

Ayam Sama Telur Lebih Dulu Yang Mana?

Lebih duluan yang mana ayam atau telur? Pertanyaan semacam ini tentu saja seringkali anda temui di internet atau bahkan anda sendiri sering penasaran dibuatnya?

Mungkin anda punya jawaban versi anda sendiri untuk menjawab pertanyaan klasik ini, mungkin saja anda akan menjawab lebih duluan ayam karena telur tidak akan bisa menetas kalau tidak dierami. Namun, pertanyaan selanjutnya akan menjadi semakin rumit karena kalau lebih dulu ayam daripada telur, lha ayam khan menetas dari telur?

Jika sebelumnya pertanyaan tersebut selalu diperdebatkan tanpa ujung karena tidak ada bukti-bukti yang mampu menjelaskan mana yang benar, maka sekarang jawabannya sudah mulai terkuak berkat penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Para peneliti di inggris akhirnya menemukan bahwa pembentukan cangkang telur hanya bisa dibuat di dalam perut ayam betina. Pembentukan cangkang telur bergantung pada satu protein yang ternyata ditemukan di indung telur ayam. Dengan demikian dapat diartikan bahwa telur hanya bisa ada jika berada di dalam ayam. Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 - bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur itu.

Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick mempergunakan super komputer untuk men-"zoom in" pembentukan telur. Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur. Itu karena protein tersebut mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur. Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan 6 gram kulit telur setiap 24 jam.

Dr Colin Freeman, dari Departemen Teknik Material Universitas Sheffield, mengatakan, ''Selama ini orang mengira bahwa yang terlebih dulu ada adalah telur, tapi kini kita memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayamlah yang lebih dulu ada.''

''Protein itu sudah diidentifikasi lama dan diketahui terkait dengan pembentukan telur. Ternyata, dengan memeriksanya secara jeli kita dapat melihat cara protein itu mengendalikan proses pembentukan kulit telur,'' jelasnya. ''Menarik untuk diketahui bahwa berbagai jenis spesies burung tampaknya memiliki variasi protein dengan cara kerja yang sama.''

Profesor John Harding, dari jurusan yang sama di Sheffield, mengatakan bahwa penemuan itu bisa berguna untuk hal lain. ''Memahami cara ayam membuat kulit telur dapat memberi petunjuk menuju rancangan baru maupun bahan baru,'' katanya. ''Alam telah menemukan solusi inovatif untuk semua jenis masalah dalam ilmu tentang materi dan teknologi, kita dapat belajar banyak dari alam.''

*Dikutip dari republika dengan perubahan seperlunya.